Dinginnya malam musim kemarau tak menyurutkan 300-an warga Sale untuk menikmati seni pertunjukan kethoprak Cilik. Mereka berjejal memadati halaman rumah Juwadi, warga Desa Wonokerto Kecamatan Sale. Kethoprak cilik 'Wahyu Putro' menyita perhatian warga saat pentas malam itu dalam acara sunatan Feri, salah satu anggota mereka.
"Feri tak dapat ikut pentas malam ini karena sedang melaksanakan kewajibannya sebagai pengikut rasul. Dia adalah anggota dari grup kethoprak cilik Wahyu Putro. Malam ini kita tidak sekedar tampil menghibur warga tetapi sebagai wujud penghormatan kita
satu rombongan kepada Feri yang sedang disunat," ungkap Pujiyono, salah satu guru pembimbing anak-anak Wahyu Putro.
Wahyu Putro beranggotakan para pemain seni pementasan dari Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Wonokerto. Pujiyono mengatakan anak didiknya telah beberapa kali melakukan pementasan. Yang membuatnya bangga adalah antusiame warga dan khususnya dukungan orang tua dari anak-anak yang tergabung dalam grup ketoprak cilik Wahyu Putro.
"Salut sekali kepada orang tua mereka yang telah memberikan dukungan penuh kepada anak-anak. Bisa dibayangkan untuk melakukan satu kali pementasan saja anak-anak harus berlatih dalam waktu yang cukup lama. Untuk jadwal latihan kita pilih waktu siang hingga sore sepulang sekolah. Ke dua puluh tujuh anak yang tampil malam ini adalah anak dari kelas satu hingga kelas enam," paparnya.
Dua minggu terakhir mereka berlatih di Sanggar Kethoprak Wahyu Budoyo. Mereka dibina oleh Kodri, pemilik Sanggar sekaligus pemimpin grup Kethoprak Wahyu Budoyo. Di rumah paling ujung Desa Wonokerto tersebut mereka dilatih peran dan pementasan.
"Sebenarnya Kaderisasi pelaku seni tradisi itu tidak ada dan kami tidak pernah lakukan itu. Tetapi kami hanya mewadahi hasrat besar anak-anak dalam memetri kebudayaan jawa ini. Satu kebanggaan bagi saya bisa berbagi sedikit ilmu yang saya punya soal seni peran." kata Kodri merendah.
Anak-anak tersebut lanjut Kodri memiliki potensi yang luar biasa besar. Sayang bila tidak kita beri wadah yang memadai agar hasrat dan bakat mereka berkembang dengan cepat. Anak-anak tidak membutuhkan waktu lama dalam latihan. Hanya perlu waktu bertemu secara rutin minimal seminggu sekali untuk menambah berbagai pengetahuan soal seni peran.
"Semangat mereka adalah semangat bermain. Oleh karenanya kita membuat latihan dan pelajaran seni peran adalah salah satu tempat bermain mereka. Sehingga anak-anak tidak pernah kehilangan waktu bermain namun mendapatkan tambahan pengetahuan perihal hasrat seni mereka," pungkasnya.